Laman

Jumat, 20 April 2012

Peran Amerika dalam Menyebarluaskan Demokrasi di Dunia

(Ditelaah dengan Perspektif Liberalisme dan Idealisme)

Liberalisme dan Idealisme merupakan dua paham dalam studi hubungan internasional yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, sebab dalam perkembangan kedua paham ini saling berkaitan satu dan lainnya. Dapat dikatakan pula bahwa liberalisme dan idealisme berasal dari akar yang sama. Liberalisme dapat diasumsikan pula sebagai bentuk modern dari paham idealisme, sebab kecondongan kedua paham ini sama adanya, hal in terlihat dengan asumsi kedua paham ini yang melihat manusia yaitu individu sebagai pihak utama yang bersifat baik dan mencintai perdamaian.

Tetapi secara khusus dapat dijelaskan bahwa idealisme menginginkan adanya organiasi internasional yang menjadi penyeimbang kekuasaan negara dan adanya hukum internasional yang dapat mencintakan kondisi stabilitas aturan internasional, di lain pihak liberalisme mencita-citakan individu yang dapat menentukan jalan hidupnya sendiri tanpa intervensi negara yang dominan dengan dibentuknya berbagai perusahaan multi nasional sebagai pergerak perekonomian global, dan liberal pun dalam posisi politik menginginkan adanya bentuk kebebasan dan hukum yang jelas. Sehingga dari penjelasan yang singkat ini dapat ditarik kesamaan antara liberalisme dan idealisme yang menjunjung kebebasan. Maka dalam menelaah tentang bagaimana peran Amerika dalam menyebarkan demokrasi di dunia dengan kedua perspektif ini, dalam proses penjelasannya pun akan ditemukan beberapa kesamaan yang tidak dapat dipisahkan.


A. Perspektif Idealisme
Makna perspektif idealisme merupakan pandangan yang lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan hal-hal yang materi dan fisik. Kontribusi Idealisme dalam studi hubungan internasional dimulai sejak pasca-perang dunia I ketika Woodrow Wilson, Presiden Amerika Serikat pada masa itu, mencetuskan ide-ide idealisme dalam studi hubungan internasional. Ada dua poin yang dikemukakan Wilson bagi terciptanya dunia yang damai, yakni yang pertama ide tentang penyebaran demokrasi dan penentuan nasib sendiri. Lalu yang kedua, pembuatan oganisasi internasional yang dapat menjembatani relasi antar negara.

Dari ke dua poin yang diungkapkan oleh Wilson tersebut telah memperlihatkan bahwa sejak dulu Amerika serikat telah memiliki keinginan yang besar dalam proses penyebaran demokrasi di dunia sebab menurut pandangan Amerika, demokrasi merupakan jalan terbaik dalam pencapaian perdamaian dunia dan meminimalisir perang yang marak terjadi di antara negara tertentu guna mencapai kepentingan nasionalnya. Menelaah persoalan tersebut ada beberapa poin penting yang dapat dipetik sebagai alasan yang mendorong Amerika dalam penyebaran demokrasi dalam perspektif idealisme. Seperti yang diterangkan sebelumnya bahwa munculnya perang akibat dari benturan kepentingan negara tertentu, sehingga idealisme pun memberikan jalan keluar bahwa dengan kerjasama dan kolaborasi antar sesama negara, kepentingan nasional dapat tercapai dengan damai, dan pentingnya organisasi internasional serta hukum internasional sebagai badan yang dapat mengatur hubungan negara-negara secara global.

Dari beberapa poin utama tersebut, Amerika telah memainkan peran yang sangat krusial dalam demokratiasi dunia. Hal tersebut telah terlihat di tahun 1920 dengan dibentuknya Liga Bangsa-Bangsa yang merupakan cikal bakal dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang di mana salah satu pendiri dari organisasi internasional tersebut adalah Woodrow Wilson yang pada telah disebutkan sebelumnya merupakan presiden Amerika Serikat. Organisasi ini sebagai bentuk filterasi kekuasaan negara yang diupayakan tidak terlalu dominan dan dengan adanya institusi internasional yang dapat menjadi penengah persoalan yang ada dalam negara yang tergabung di dalamnya dan persoalan yang mungkin muncul di antara negara-negara anggota.

Selain itu, infasi yang dilakukan Amerika kepada Irak tanggal 19 Maret 2003 yang lalu dengan beralaskan atas bentuk pemerintahan Saddam Husein yang diktator dan penyelewangan hak hidup dan norma kemanusiaan telah bertolak belakang dengan paham idealisme yang menjunjung tinggi kesejahteraan individu, sehingga hal tersebut menjadi legalitimasi Amerika dalam berupaya dalam penyebaran demokrasi di dunia. Dan bentuk infasi tersebut pun telah menyebar ke beberapa negara lain seperti Libya dan Mesir yang dalam pandangan Amerika telah dianggap sebagai negara yang otoriter dan menekan kemajuan individu.


B. Perspektif Liberalisme
Liberalisme merupakan salah satu paham tertua dalam studi hubungan internasional. Paham ini lebih condong diarahkan dalam perspektif ekonomi politik internasional, yaitu studi kasus terhadap bagaimana persoalan ekonomi dan politik antar negara yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam pembentukan kebijakannya. Paham ini pun menekankan terhadap peran manusia dalam arti individu sebagai aktor utama yang dapat menentukan hidupnya dan kebebasan berekspresi sebagai wadah pencapaian kesejahteraan, sehingga pembentukan perusahaan multi nasional pun (Multi Nasional Corporation) sangat lah penting. Serta dominasi negara tidak boleh pada takaran yang besar sebab akan menimbulkan sistem yang otoriter, sehingga peran negara hendaknya sebatas sebagai pihak yang membantu memberikan jalan dan kebijakan yang berpihak kepada rakyat dan individu.

Studi kasus penyebaran demokrasi oleh Amerika ditelaah dalam perspektif liberalisme terlihat dengan merebaknya Free Trade atau yang kita kenal sebagai perdagangan bebas dengan memposisikan perusahaan multi nasional yang diback up oleh negara di belakannya sebagai aktor utama, merupakan bentuk liberaliasi ekonomi yang sangat berkembang pesat, seperti kerjasama regional North American Free Trade Agreement yang merupakan bentuk perdagangan bebas antara negara Amerika utara, serta berbagai kerjasa sama bilateral Amerika dengan negara-negara lain. Keterkaitan hal tersebut dengan dapat mempengaruhinya perkembangan demokrasi di dunia dilihat dari bagaimana bentuk kerjasama ekonomi ini akan terlaksana ketika Amerika hanya ingin bekerjasama dengan negara yang bersistem pemerintahan yang demokrasi sehingga secara langsung ataupun tidak langsung menimbulkan pemikiran dan upaya oleh negara-negara tersebut untuk lebih demokratis agar dapat bekerjasama dengan Amerika.

Selain itu agresifnya Amerika dalam membentuk badan-badan keuangan internasional seperti Bank Dunia, International Monetary Fund (IMF), dan World Trade Organization (WTO) yang dalam tujuan pendiriannya diungkapkan untuk melawan kemiskinan dengan cara membantu membiayai negara-negara berkembang dalam membangun perekonomian mereka, dan dalam pengoperasiannya dijaga melalui pembayaran sebagaima diatur oleh negara-negara anggota, juga merupakan bentuk upaya penyebaran demokrasi yang dilakukan oleh Amerika.

Hal tersebut dapat dijabarkan dengan analogi sederhana bahwa akan dikeluarkannya bantuan pembangunan tersebut hanya ketika negara penerima bantuan merupakan termasuk negara yang demokrasi atau akan berjanji memenuhi syarat dengan berupaya menjadi negara yang demokratis. Sehingga proses ini merupakan cara yang paling berhasil yang dilakukan oleh Amerika, sebab dalam perkembangan kerjasama ekonomi internasional di masa sekarang ini, bantuan atau pun hibah dari lembaga keuangan internasional menjadi salah satu pemasukan yang penting bagi negara-negara berkembang dalam menumbuhkan perekonomian mereka.

Salah satu negara yang memperoleh dominasi Amerika dalam demokratisasi adalah Indonesia yang pada awal kepemimpinan presiden Soeharto dengan disahkannya undang undang penanaman modal asing mengantarkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan investasi asing yang besar dan awa mula pula dari pembentukan Indonesia sebagai negara yang paling demokratis si dunia. Adapun untuk kasus terbaru ialah Myanmar yang pada awalnya diketahui sebagai negara otoriter yang kini telah mengarah menjadi negara dengan sistem demokrasi setelah kekalahan junta militernya dan adanya embargo dari Amerika.


NB: Tulisan ini dibuat dengan kacamata netral dari penulis, yang tidak berusaha menjadi propokatif terhadap persoalan yang ada. Tetapi tidak membuat penulis pula menutup mata dan kesadaran terhadap apa yang merebak di media dan dari sumber lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar