Laman

Jumat, 20 April 2012

Kritik Terhadap Teori Dependensia

Kelemahan dari dependensia atau ultraimperialisme adalah bahwa teori tersebut membuat setidaknya tiga asumsi yang tidak beralasan. Asumsi yang pertama, adalah diasumsikan bahwa adanya kepentingan bersama yang jauh lebih besar antara kekuatan industri non-komunis, yaitu Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Jepang-daripada yang sebenarnya terjadi. Kedua, memperlakukan negara peripheri Asia, Afrika, Amerika Latin, Kanada, dan Timur Tengah hanya sebagai objek ekonomi internasional dan politik hubungan. Hal tersebut merupakan asumsi yang tidak benar. Asumsi pertama akan dijelaskan lebih rinci pada penjelasan selanjutnya, maka mari kita membahas asumsi yang kedua terlebih dahulu.
Setelah hampir dua abad, sikap pasif dari negara peripheri sekarang telah tidak ada lagi. Adanya tantangan dari Soviet kepada wilayah Barat dan perpecahan yang terjadi di antara kekuatan-kekuatan kapitalis sendiri, telah memberikan ruang untuk kemunculan para elit dalam negara peripheri untuk mengatur tindakan. Elit nasionalis ini tidak lah lemah dan tidak mudah dipengaruhi. Dalam negara peripheri pun terjadi penggabungan pusat kekuatan: Cina, Indonesia, India, Iran, Nigeria, Brazil, dan beberapa bentuk dari kekuatan minyak Arab. Selain itu, hal tersebut pun telah terorganisir dan terpimpin, seperti pusat-pusat kekuasaan dikontrol atas sumber daya vital, ditunjukkan dengan didirikannya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), maka hal ini akan menimbulkan ketergantungan kepada negara peripheri. Sehingga untuk saat ini setidaknya terlihat terjadinya pergeseran keseimbangan kekuatan ekonomi global dari para pemilik modal kepada pemilik sumber daya alam.

Asumsi yang ketiga yang juga tidak mendasar dari teori ini yaitu teori dari quasi-Marxist tentang kapitalis imperialisme yang berlaku pada hubungan/kerjasama ekonomi yang sedang berkembang dan juga yang kurang berkembang. Dan lagi, saya menggambarkan pendapat saya ini dengan mempertimbangkan dan melihat peran dari perusahaan multinasional pada negara-negara kurang berkembang, sejak perusahaan multinational tersebut diduga menekankan eksploitasi sebagai fungsi dengan kebanyakan di antaranya menggunakan teori dependensia.
Teori dependensia pun sebenarnya memiliki kasus/isue yang cukup bagus dengan menghormati investasi langsung dari luar/asing tehadap industri minyak ataupun industri galian lainnya. Minyak, tembaga dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan telah disediakan oleh indutri non-komunis di seluruh dunia dengan berlimpah-ruah dan relatif dari mereka menyediakan bahan-bahan mineral dan energi tersebut dengan murah. Masa titik balik dan kekalahan yang paling dramatis dalam situasi tentang produksi minyak tersebut terjadi pada tahun 1973-1974 dan juga ketika kenaikan stabil harga komoditas lain yang ikut mendukung tentang pendapat bahwa negara-negara produsen tidak mendapatkan harga tertinggi dan kemungkinan tidak hanya sekedar harga untuk sumber/tambang yang tidak diperbaharui. Tapi apa harga tersebut kemudian hanya untuk kekayaan alam yang tidak berharga sampai perusahaan multinasional menemukan sumber daya tersebut dan itu tidak mudah untuk diselesaikan.
Sehubungan dengan investasi langsung dari asing di bidang manufaktur, kasus ini jauh lebih ambigu. Bahkan jika sewa tekhnologi dikumpulkan, apakah perusahaan asing akan membawa lebih banyak perekonomian dalam hal teknologi, modal, atau akses untuk pasar dunia dari yang dibutuhkan dalam bentuk laba? Penelitian dari Kanada, Australia, dan ekonom lainnya, misalnya menunjukkan tentang hal itu. Mereka tidak menemukan ada perbedaan dalam prilaku perusahaan dari perusahaan asing dan domestik, di perusahaan asing memberi lebih tinggi pergerakan dalam hal kinerja ekspor, penelitian dan pengembangan industri, dan indikator ekonomi lainnya. Meskipun demikian, itu akan sangat naif untuk menyatakan bahwa tidak ada eksploitasi atau telah terjadi distorsi yang parah pada ekonomi tuan rumah.
Di sisi lain, hal itu mungkin tidak beralasan untuk menyarankan bahwa keyakinan kuat ada untuk alasan bahwa dalam hal pertumbuhan ekonomi dan pembangunan industri, investasi langsung asing dibidang manufaktur adalah untuk keuntungan perekonomian tuan rumah. Penyebab utama investasi langsung asing adalah sifat pribadi tentang pengetahuan dan modal dalam perekonomiannya. Untuk mencegah tingkat penurunan keuntungan mereka melalui investasi yang berlebihan di dalam negeri atau diversifikasi ke bidang yang tidak diketahui, perusahaan amerika sering pergi untuk menjaga terhdap tarif yang lebih rendah dari keuntungan di dalam negeri karena keuntungan besar di luar negeri lebih menarik. Sejauh ini benar, dimana ada cukup bukti untuk menjamin, manfaat investasi langsung asing baik perusahaan dan perekonomian tuan rumah dengan biaya faktor produksi lain dalam perekonomian dalam negeri. Dengan demikian, meskipun marxis mungkin benar mengatakan bahwa ada keharusan bagi kapitalisme untuk pergi ke luar negeri, efeknya tidak untuk mengeksploitasi tetapi untuk manfaat ekonomi penerima akhir, dengan cara Marx sendiri akan diterima. 
Meskipun benar bahwa, secara umum, ekonomi negara-negara berkembang  bergantung pada negara-negara maju, kesimpulan yang bisa ditarik dari fakta ini tidak merupakan bukti. Bahwa negara-negara terbelakang disebabkan karena ketergantungan, sebagaimana asumsi teori dependensia, atau apakah mereka bergantung dikarenakan mereka kurang berkembang? Cina adalah negara terbelakang tetapi tidak tergantung atas segala daya eksternal (meskipun orang dapat berargumentasi atas kasus sejarah). Benjamin Cohen telah menunjukkan, pertanyaan kritis adalah apakah masyarakat miskin secara ekonomi lebih buruk dikarenakan ketergantungan ini. apakah ketergantungan pada negara maju menimbulkan kerugian baru, atau menyita peluang manfaat yang lebih besar bagi perekonomian negara berkembang? sedangkan kesempatan untuk mengeksploitasi mungkin ada, apakah dilaksanakan? ini adalah pertanyaan-pertanyaan empiris yang tidak memiliki jawaban umum dapat diberikan. Apakah investasi asing merupakan eksploitatif atau benefical tergantung pada jenis investasi, persyaratan dan kebijakan-kebijakan ekonomi penerima itu sendiri.
Dependensia beralasan bahwa investasi asing langsung oleh perusahaan multinasional didahului dengan munculnya pengusaha pribumi kelas menengah dan menciptakan situasi ketergantungan tekhnologi yang memberikan petunjuk untuk apa teori ketergantungan menjadi perhatian utama. Pikiran yang paling sering ditulis sepenuhnya dalam hal ekonomi, konsep keterbelakangan dan ketergantungan lebih berpolitik daripada ekonomi sesungguhnya. Mereka melibatkan penilaian terhadap biaya politik dari investasi asing. mereka merujuk baik untuk perkembangan politik internal negara penerima dan hubungan eksternalnya, sebagai salah satu teori ketergantungan yang lebih baik telah menaruhnya, masalahnya "bukan pertumbuhan begitu banyak, atau perluasan sistem sosial-ekonomi tertentu, karena 'pembangunan', yaitu transformasi cepat dan fudamental politik-sosial-ekonomi dengan kata lain, investasi asing langsung mendorong pembagian kerja internasional yang melanggengkan keterbelakangan dan ketergantungan politik-ekonomi.
Perbedaan antara pertumbuhan dan pembangunan sangatlah  penting. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan secara sederhana oleh para ekonom pembangunan sebagai peningkatan output atau pendapatan per kapita; itu merupakan dasar dari konsep positif dan kuantitatif. Konsep pembangunan dan keterbelakangan  yang digunakan oleh ahli teori ketergantungan semulanya merupakan normatif dan kualitatif; mereka mengacu pada perubahan struktural internal pada negara dengan ekonomi yang kurang berkembang dan dalam hubungan eksternalnya dengan negara maju. Teori dependensia sangat menghendaki adanya perubahan pada bentuk pembagian kerja secara internasional saat ini antara negara inti dan negara peripheri dalam ekonomi internasional, di mana negara pheriperi merupakan pemasok bahan baku dan para  industrial  merupakan  cabang pabrik dari negara inti peruahaan multinasional.
Apapun manfaat dari ekonomi, teori dependencia akan tetap menghasilkan oposisi terhadap resiko pada struktur ekonomi dunia kontemporer dan peran kuasa dari perusahaan multinasional terhadap terbelakangnya negara peripheri dalam ekonomi dunia. Karena ini masyarakat negara peripheri tumbuh dalam kekuasaan, hal tersebut merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan inisiatif mereka untuk mencoba mengurangi ketergantungan mereka pada negara maju.

NB: Tiulisan ini merupakan salah satu bagian terjemahan tentang kritik terhadap teori dependensia dari artikel Robert Gilpin yang berjudul "Can the Interdependent world political economi survive? Three perspective on the futute"... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar