sumber gambar: world-mysteries.com |
"Tulisan ini merupakan hasil review dari Jurnal yang berjudul sama yaitu Russia's Collapse yang ditulis oleh Anders Aslund sebagai bagian dari tugas Mata Kuliah Pol Pem Rusia Jurusan Hubungan Internasional Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta"
oleh Herni Putrianti (20100510033) dan ST
Khadijah Tinni (20100510112)
Di tahun 1998 ekonomi Rusia dalam
keadaan yang genting dan dapat dikatakan hampir runtuh. Namun, setelah
mengalami di titik nadir pada akhirnya Rusia mencoba bangkit kembali. Produksi
industri kemungkinan akan meningkat secara signifikan, dan industri memerankan
pertumbuhan tercepat dengan menggunakan mesin tidak lagi dengan bahan mentah,
kehutanan, tekstil, makanan dan mobil penyimpanan bahan. Barat harus menahan
diri untuk hanya membuang lebih banyak uang di Rusia dan sebaliknya memikirkan
kembali apa yang Barat dapat dan harus lakukan untuk membantu Rusia. Banyak
yang berpendapat bahwa Rusia yang bernasib buruk akibat shock terapi dari
reformasi radikal yang terlalu cepat. Namun semua tindakan itu menunjukkan
bahwa ekonomi Rusia tidak mengalami liberalisasi, dan keruntuhan keuangan
membuatnya jelas bahwa masalah Rusia yang sebenarnya disebabkan oleh reformasi
yang lambat dan parsial.
Di mana adanya kelompok kecil
pengusaha memperkaya diri sendiri dan kemudian merusak kredibilitas banyaknya
politikus dan pejabat. Mereka semua berkomplot untuk melakukan reformasi
ekonomi liberal, yang akan merangsang pertumbuhan dan membantu populasi
keseluruhan, karena reformasi mengancam dominasi mereka. Rusia menderita bukan
dari pasar bebas akan tetapi dari korupsi yang berkembang dan peraturan
berlebihan oleh negara. Tragedi Rusia adalah menandakan bahwa reformis tidak
pernah punya cukup kekuatan untuk mengesampingkan masalah-masalah kepentingan.
Meskipun reformasi fundamental
pajak telah dilakukan selama bertahun-tahun, itu telah diblokir oleh pengusaha yang
berpengaruh yang sekarang membayar sedikit pajak atau bahkan tidak ada. Antara
tahun 1992 dan 1998 ketika Viktor S Chernomydrin menjabat sebagai perdana
mentri, negara Rusia diperluas dengan 1,2 juta birokrat hampir dua persen dari
total tenaga yang ada. Membuat kurangnya kompetisi akan mendorong meningginya harga dan
menyebabkan kemiskinan.
Elite Rusia mulai membuat diri mereka kaya di Uni Soviet dengan
tiga sumber utama yaitu, komoditi ekspor, pinjaman subsidi dan makanan impor. Cara mematikan yang mereka lakukan pun
adalah dengan membeli komoditas seperti logam atau minyak di Rusia dengan harga
terkontrol rendah di negara bagian, dan kemudian mereka menjualnya dengan harga
dunia yang lebih tinggi.
Elite bisnis memiliki cara
alternatif untuk menambah keuntungan mereka di awal 1990 melalui pinjaman murah
dari Bank Sentral Rusia. Di bawah sistem Soviet, fungsi ekonomi suku bunga
telah ada dan tetap pada tiga persen per tahun. Pembaru ini telah gagal untuk
mendapatkan kendali Bank Sentral yang diawasi oleh semidemokratik. Munculnya
oligarki adalah hasil langsung dari reformasi lambat dan parsial. Jika harga
komoditi ekspor dan impor telah diregulasi pada tahun 1992 dan jika tingkat
bunga pasar telah dibebaskan, keberuntungan tersebut menguntungkan bagi para
elit bisnis tersebut. Rusian pun dipaksa untuk merestrukturisasi untuk bertahan
hidup, seperti yang terjadi di Polandia dan Estonia. Sebaliknya, Rusia pindah dari pendapatan diferensiasi yang serupa
dengan Eropa.
Salah
satu beberapa langkah penting yang dapat mereformasi keadaan ekonomi Rusia yang
telah diambang keruntuhan yang dapat dikatakan benar-benar berhasil adalah
dengan melakukan privatisasi. Privatisasi ini pun disalahkan oleh para elit
ekonomi karena beberapa alasan:
1.
Karena
ini hanya transparansi transfer kekayaan, semua orang melihatnya, sedangkan
mereka tidak bisa melihat arus keuangan yang jauh lebih besar.
2.
Hanya sedikit yang menyadari bahwa
manajer minyak telah menjadi sangat kaya sebelum privatisasi dan benar-benar
menolak, atau tahu bahwa bankir kekayaan yang digunakan diperoleh dari kredit
bersubsidi dan perdagangan komoditas untuk membeli perusahaan.
Secara jelas,
privatisasi bukanlah yang menyebabkan masalah ekonomi Rusia. Melainkan selalu
ada orang yang berusaha mengambil keuntungan dari itu, di mana sejak munculnya
hal milik pribadi yang berorientasi menghasilkan uang. Dan masalah utamanya
bukan pada bisnis pribadi yang bersifat resmi tetapi melainkan adanya
intervensi pejabat negara yang luas dan sewenang-wenang yang sangat membatasi
hak milik pribadi.
Situasi Rusia saat itu yang
sangat tragis dengan maraknya politik korup, ekonomi yang bangkrut, dan utang
besar yang tidak bisa dihindari. Bank dunia pun memperlihatkan hasil dari
dinamika ekonomi Rusia di tahun 1997 yang di mana paska komunis perekonomian Rusia
semakin buruk dan bahkan diprediksi reformis lebih mungkin akan gagal. Tetapi
tidak menutup kemungkinan reformasi tersebut pun akan berhasil seperti yang
dilakukan oleh negara-negara Baltik, seperti Georgia, dan Kyrgyzstan yang telah
menuai manfaat terbesar. Oleh karena itu, perdana menteri Gaidar dan pemerintah
reformasinya sangat ingin reformasi ekonomi Rusia yang radikal sebelum mendapat
perlawanan yang terorganisir.
Dari imbas krusial ekonomi yang dialami Rusia seakan menjadi pintu
gerbang bagi Barat untuk melancarkan intervensinya pada negara komunis tersebut
melalui dana bantuan untuk menekan semua langkah yang diperlukan untuk reformasi
ekonomi Rusia, liberalisasi harga komoditas, deregulasi ekspor, penyatuan nilai
tukar, dan pembentukan suku bunga pasar, yang merupakan unsur standar dari
setiap program International Monetary Fund (IMF).
Keterlibatan IMF di Rusia adalah pada musim semi tahun 1995, dengan
perjanjian yang dibelah dua defisit anggaran hingga lima persen dari PDB dan
peningkatan inflasi yang rendah. Dikatakan bahwa tujuan politik kredit IMF tersebut jelas untuk semua pihak:
membantu Presiden Yeltsin dalam menghadapi ancaman komunis yang kuat. Hal ini
memperlihatkan IMF kehilangan kredibilitas ekonominya.
Maraknya dan meningkatnya investor asing ke Rusia pun dengan sinyal
yang sama: Rusia terlalu besar dan dengan nuklir yang dimilikinya sehingga
sangat memberikan pengaruh yang besar jika mengalami kegagalan. Sehingga hal
ini mendorong arus masuk investasi asing.
Hal aneh tentang keruntuhan keuangan Rusia adalah bahwa hal
tersebut jelas berlangsung dari Oktober 1997, ketika pasar saham jatuh 20
persen dalam satu hari, namun tidak cukup memprovokasi perubahan kebijakan.
Pemerintah Rusia, IMF, dan Barat semua didorong membentuk kebijakan yang masuk
akal, dan disampaikan kepada Duma pada bulan Juli 1998. Tetapi Duma, dengan
dukungan dari sebagian besar elit bisnis, dengan dingin menolaknya, mendorong
negara mereka ke dalam ambang batas jurang keuangan.
Penolakan yang di lakukan oleh elit bisnis ini dipengaruhi oleh
anggapan mereka yang meyakini bahwa mereka akan menyelesaikannya dengan
mengalihkan uang mereka pada bentuk perekonomian yang lain, tetapi mereka tidak
menyadari begitu banyak konsekuensi yang akan mereka hadapi. Penjelasan lain
adalah bahwa pengusaha Rusia digunakan untuk beralih atas sumber pendapatan
cepatdan menganggap investor Barat adalah penghalang. Dan dalam lingkaran bisnis
Moskow ini, reputasi yang baik tidak berarti jujur melainkan sebaliknya.
Berbagai upaya dilakukan salah satunya dengan pengeluaran obligasi
pemerintah, tetapi tidak memberikan dampak yang baik pula. Pengurangan
kebutuhan perusahaan Rusia pun dilakukan untuk membayar pajak tetapi masih
memungkinkan mereka untuk mengambil dari subsidi pemerintah. Di samping itu,
pengusaha berpengaruh mendorong suku bunga dengan menghasut destabilisasi rubel.
Asalkan rubel tidak benar-benar runtuh, ini adalah pertaruhan menguntungkan,
dengan tingkat pengembalian yang mencapai 100 persen per tahun. Walaupun pendanaan
IMF dan Bank Dunia seharusnya dikondisikan pada reformasi ekonomi, mereka yang
diuntungkan dari intervensi negara sering berhasil memblok liberalisasi.
Kejatuhan keuangan, bagaimanapun, membawa kerugian besar bagi
hampir semua pengusaha Rusia yang besar. Andrei Shleifer dari harvard dan
Robert W. Vishny dari University of Chicago telah mengamati, cara terbaik untuk
memerangi korupsi adalah mendorong persaingan proses penyuapan. Krisis keuangan
bulan Agustus adalah hasil logis dari perang oligarki itu. Pada akhirnya,
negara Rusia tidak bisa lagi memberikan cukup uang untuk memuaskan selera rakus
para birokratnya yang korup.
Adapun anggapan yang beredar bahwa ada dua cara Rusia dapat keluar dari krisis ekonomi:
secara alami dan melalui keajaiban. Cara alami adalah bahwa malaikat Mikail dan
semua malaikat turun ke bumi dan bekerja 12 jam sehari untuk menyelamatkan
perekonomian Rusia. Cara ajaib adalah bahwa Rusia melakukannya sendiri.
Rusia sebagian besar menyadari bahwa satu-satunya solusi untuk
kesulitan ekonomi adalah kerja keras. Dengan mengikuti proses perkembangan dan
perbaikan ekonomi yang dilakukan Polandia. Di Polandia setelah darurat militer
dengan atmosfer suram diperkenalkan dibandingkan dengan Rusia di masa
melemahnya perekonomian sangat lah mirip. Sehingga Polandia dapat menjadi
contoh yang mencerahkan. Dengan kesuksesan ekonomi yang menakjubkan, dan
tingkat pertumbuhan yang stabil dari enam persen per tahun. Semua itu didorong dengan penjelasan kondisi
Polandia yang begitu jujur.
Dalam satu dekade, Barat mungkin menyadari bahwa Rusia adalah salah
satu negara tertua dengan salah satu budaya terkuat di Eropa. Rusia sampai
sekarang menderita dari satu anomali yang serius: dominasi ekstrim negara. Bagian penting dari penjelasan
untuk membandingkan Polandia dan Rusia bahwa Polandia memiliki
sejarah korupsi yang sangat tinggi seperti yang dialami Rusia, tetapi mayoritas masyarakat Polandia memilih untuk melakukan perubahan. Dan dengan
terpilihnya mayoritas reformis menjadi
anggota parlemen, reformasi radikal pun menjadi mungkin
di Polandia. Dan itulah yang diharapkan
dapat terjadi di Rusia.
Tetapi hal tersebut akan sangat mengalami kendala yang besar di
mana pemerintahan yang reformis di Parlemen Rusia berturut-turut telah
terus-menerus memilih menentang serius liberalisasi pasar, reformis sejati yang
berkuasa hanya dari November 1991 sampai Juni 1992. Halangan pun selalu datang
dari elit yang nyaman dengan kebiasaan korupsi, sehingga cara terbaik untuk
mengendalikan mereka adalah melalui demokrasi yang efektif.
Krisis keuangan telah memberikan efek penting pada ekonomi riil Rusia. Pengeluaran
publik yang lebih kecil dan lebih transparan sejalan bisa lebih mudah
ditargetkan kepada yang paling membutuhkan. penerimaan negara lebih rendah
telah memaksa pemotongan birokrasi dan akan memfasilitasi deregulasi,
membiarkan bisnis berfungsi lebih baik. reformasi pajak yang radikal di tempat
lain di wilayah terjadi di negara-negara seperti Georgia, dan Kyrgyzstan.
Jika keinginan Rusia adalah
untuk disembuhkan dari krisis ekonomi yang melandanya,
maka jalan yang harus dilakukan pun adalah dengan pemaksaan
kepada elit untuk terus menghadapi
kendala pengetatan anggaran.
Dengan memandang pada pengalaman Polandia
pada 1980-an yang instruktif. Di mana Polandia tidak menerima
dana Barat melainkan
membuka pasar. Negara pun diuntungkan
dari jutaan orang
Polandia yang melakukan perjalanan, belajar, dan bekerja di Barat- peluang
ini lah yang seharusnya dilakukan juga oleh Rusia.
Diprediksi pula untuk menangani mulai runtuhnya perekonomian Rusia maka
pemimpin yang lebih moderat akan lebih berkemungkinan besar menang dalam
pemilihan presiden karena yang dibutuhkan oleh masyarakat Rusia adalah
keterlepasan dari krisis ekonomi melalui keterbukaan pasar. Dan meskipun
masalah serius korupsi tetap merajalela, media Rusia melakukan pekerjaan yang
baik dalam mengekspos hal itu, dan dengan sumber daya negara yang berkurang
meninggalkan sedikit hal untuk dicuri oleh para birokrat korup tersebut.
Rusia pun perlahan-lahan bangun setelah trauma yang luar biasa. dengan
sedikit keberuntungan, kejutan ekonomi ini telah memicu perubahan mendasar
dalam nilai-nilai sosial, yang di mana setiap perubahan tersebut akan memakan
waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar