Laman

Che Guevara dan Fidel Castro

Hasta La Victoria Siempre.

Campur aduk

Bukan apa yang mereka cari, tapi apa yang mereka yakini.

Nelayan

BAHU MEMBAHU DEMI KEHIDUPAN YANG LEBIH INDAH.

Gunungan

Wujud syukur atas rezeki yang dilimpahkan Allah.

Bakul Telur

Peluh untuk sesuap nasi membuat ibu ini terus semangat menjajahkan jualannya.

Senin, 23 Desember 2013

Kalian Istimewa, Kalian Keluarga Baru Kami

TIM KKN UMY 2013 Bersama Keluarga Besar Panti Islam Yayasan Ibadah Bunda (PAIYIB)

PROLOG
“Akh? KKN??? Kok bisa??? Ya gak adil donk. Anak HI kan jatahnya magang. Kok ada KKN? Apa relevansinya dengan ilmu kita??? Mau diajarin politik tuh tempat kita KKN???”

Ini lah kesemrawutan yang terjadi di kalangan mahasiswa HI UMY angkatan 2010 yang telah memasuki semester 6, semester terakhir mereka mengambil teori.  Ancang-ancang pun untuk segera memilih institusi untuk praktek kerja atau magang telah dilakukan, tetapi setelah adanya informasi perubahan regulasi ke KKN, mahasiswa HI jadi ribut, suara-suara ketidaksetujuan semakin keras terdengar.
Banyak kawan yang merasa perubahan kebijakan ini tidak tepat atas implementasi ilmu yg diperoleh di kelas. Selain itu, HI adalah jurusan yang selama beberapa tahun belakang tidak memiliki kebijakan KKN. Aspirasi pun terus disampaikan ke pihak jurusan, dan akhirnya setitik cahaya mulai menampakkan diri. Jajak pendapat di buka. Tetapi harapan tinggal harapan. Regulasi KKN tetap saja disetujui dengan tawaran keringanan bahwa mahasiswa HI UMY 2010 dapat membuat tema dan mencari lokasi yang sesuai dengan tema tersebut.
Pencarian anggota tim dimulai, hingga terkumpul lah Jey, Tari, Syasya, Wulan, Tety, Irwan, Bambang, Fahri, Helmi, dan Afif. Sebuah kolaborasi yang terbilang unik. Dari yang paling “kafir” hingga yang paling “suci” ada, dari yang paling “liberal” hingga “sosialis” yang mengarah “komunis” berbaur jadi satu.
Perekrutan diperluas. Ya, anak HI butuh anak jurusan lain.
Suatu hari yang juga mendung salah seorang anak Jurusan Komunikasi tiba-tiba saja megirimkan pesan singkat yang menyatakan kesediaannya. Dia adalah Youmi. Janji untuk berjumpa pun dibuat dan Café Rumah Bamboo menjadi saksi bisu pertemuan tim HI dengan dara keturunan Bali tersebut. Radita yang biasa disapa Rara, anak asli Tangerang pun ikut bergabung. Sudah 12 orang dan masih terasa ada yang kurang. Kekosongan itu terisi ketika 4 wanita cantik Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UMY ikut bergabung. Panggil mereka Arin, Novi, Tami, dan A’yun.
16 anak manusia telah terpilih. Ini lah awal kami, tim KKN UMY 2013 melangkahkan kaki menuju Panti Asuhan Islam Yayasan Ibadah Bunda (PAIYIB), lokasi yang tidak sebatas gedung putih bertamankan bunga-bunga indah, tetapi PAIYIB  kedepannya menjadi rumah kedua kami.

PAGI ITU
Mari kita awali kisah sederhana ini di Pagi itu. Pagi yang kala mentari menyapa dengan malu, awan putih mendominasi langit biru, hingga hati bertanya-tanya, akan kah hujan turun pagi itu? Kami tentu berharap tidak. Karena pagi itu kami akan memulai sebuah kisah baru. Berjumpa dengan kawan-kawan di PAIYIB. Kawan-kawan yang sebulan kedepan akan menjadi bagian terpenting kami. Hari itu hari Rabu, tanggal 8 Mei 2013.
Terbayang dalam ekspektasi kami bahwa proses KKN ini akan sangat sederhana. Selain lokasi KKN yg di tengah kota dan jadwal yg dapat disesuaikan dengan waktu kuliah, kawan-kawan panti pun sudah cukup usia untuk memahami dinamika sosial yg ada, sehingga kami merasa hal-hal tersebut akan sangat membantu. Tetapi ternyata betul kata orang tua kita, manusia tidak hanya terdiri dari warna merah atau biru saja, setiap orang ada warnanya, yg tidak dapat disamakan dengan warna-warna yang lain.
Tidak hanya warna para anggota tim KKN yang sangat beragam dan berusaha ingin dileburkan dalam 1 paham, tetapi selalu saja benturan-benturan menghadang. Entah itu miss informasi, entah itu ketidak beresan penjalanan kewajiban, atau pun dalam hal remeh temeh, seperti cinta lokasi (haha hal terakhir itu masih praduga saja). Tetapi ini lah kami. Kami sekali lagi bukan merah atau biru saja. Kami rainbow. Selalu hadir ketika hujan mulai redah, selalu ada untuk membuat hari kelabu menuju cahaya.
Hal tersebut kami pun rasakan ketika berintraksi dengan kawan-kawan panti. Mereka penuh warna yang indah dan bersinar terang. Dari yang paling kalem, hingga yang paling semangat sangat mudah dijumpai di antara mereka.
Susah, sedih, kesal hingga amarah membuncah, rasa kecewa dan prustasi pun tidak lupa untuk menghampiri perjalanan KKN ini.  Tapi ini lah proses. Tahap pembelajaran bagi kami untuk memahami sesama anggota tim, memahami kawan-kawan panti, serta kelompok kecil masyarakat yang ada.
Pagi hari kami jalani dengan piket hingga sore, pagi terlalu panjang dan kita habiskan di ruang tamu mungil sambil bersender pada sofa cokelat yang busanya kini mungkin telah mulai mengempes karena terus diduduki oleh Wulan. Hahaha
Sore menyapa, jam dinding menunjuk ke angka 4. Kami berpindah ke aula berukuran 4x3 di lantai dua, ruangan yang menyimpan banyak memori. Walau di atas rak buku terdapat tulisan besar bukti peninggalan kampus lain, tetapi kami cuek saja, kami bilang dalam hati, It’s time for us, yg lalu biarkan berlalu, tidak peduli apakah akan ada pembanding-bandingan dengan yang telah usai, tapi ini lah kami.

MALAM ITU
Mentari mulai lelah dan senja mengintip di ufuk barat. Sebentar lagi malam tiba. Walau kami hanya mengabiskan waktu di malam hari kurang dari seperdua dari waktu di pagi hari, tetapi malam lah yang mengumpulkan kawan-kawan panti bersama kami. Malam dan langit hitamnya pula lah yang semakin mendekatkan kami kepada mereka.
Teringat kala malam-malam yang akan kami lalui di panti semakin sedikit, malam-malam itu pun semakin sepi. Canda tawa, keriuhan, ejekan, dan tanggapan-tanggapan kritis yang sering terdengar di malam-malam sebelumnya, menjadi tak semeriah biasanya. Hanya ada 2-3 kawan-kawan  panti yang menemani materi malam itu.
Harap-harap cemas bahwa malam-malam kami akan ditutup tanpa kehadiran mereka, seakan menjadi momok yang menakutkan (lebay haha). Tetapi benar adanya, semangat membuncah untuk berbagi ilmu di malam-malam itu terkikis waktu dan kewajiban lain. Segala upaya kami lakukan, dari mengirimkan pesan singkat untuk hadir ke kelas, atau pun menjemput kawan-kawan putri dari rumah mereka, tetapi kami pun tidak dapat memaksakannya, karena dari awal sudah ada kesepakatan tidak tertulis yang kita pegang.
Malam-malam itu menjadi murung, tetapi malam terlalu panjang untuk diratapi. 2-3 kawan-kawan panti yang hadir, kami jadikan suntikan semangat yang sangat berarti.
Akhirnya malam terakhir pun menjumpai kami. Malam di hari Senin, tanggal 10 Juni 2013 menjadi malam terakhir kami. Malam yang sebenarnya tidak ingin kami temui. Seperti prosesi penyerahan yang sebulan yang lalu kami agendakan di pagi itu, prosesi sederhana penarikan tim KKN pun kami laksanakan juga.
Berbeda dengan prosesi penyerahan tim KKN, pada prosesi penarikan Alhamdulillah tidak ada lagi kesalahan pemanggilan “Mas” oleh MC kepada Bapak Zahrul Anam selaku dosen pembimbing lapangan. hahaha Tidak lupa sebuah lagu dari Ipang berjudulkan Sahabat Kecil menjadi curahan hati yang malu-malu kami utarakan. Kami sepakati tidak ada air mata di malam itu, yang ada adalah senyum bahagia, karena malam itu menjadi awal baru kami untuk selanjutnya berkenalan dengan kawan-kawan panti tanpa harus dibebani tugas dari almamater kami.
Ya, Malam itu pun telah terlalui. Malam itu kini menjadi memori yang diam-diam kami tertawakan bersama. Kami pun ingin mengaku kepada malam, bahwa kami akhirnya berucap syukur atas adanya aturan baru KKN ini. Aturan yang akhirnya memberikan kami kenangan-kenangan tersebut. Terima kasih malam, eh terima kasih juga pagi, jangan kapok untuk kami ajak main lagi.

Tambahan:
Terima kasih kami ucapkan kepada Allah SWT karena telah mempertemukan kami dengan keluarga besar Panti Asuhan Islam Yayasan Ibadah Bunda (PAIYIB) yang memberikan sambutan hangat kepada kami dan atas pengajaran yang telah dibagi bersama. Terima kasih kepada Ibu Anti dan Bapak. Kepada Mbak Nia, kepada Ibu Siti dan Ibu (satunya lagi aku lupa namanya), serta kepada kawan-kawan panti. (Kepada Oki, Faiz, Rifan, Riswan, Rafi, Wisnu, Cahyana, Indro, Deny, Eko, Dimas, Nico, Arman “Cmet”, Arif, Bagus, Ega, Mas Gangsar, Mas Ranto, Siti, Eka, Nurul, Devara, Putri, Dewi, Mbak Dea, Retno, Reza, dan Fafa). Kalian Istimewa, Kalian Keluarga Baru Kami.

NB: Tulisan ini dibuat dalam rangka ucapan terima kasih atas penerimaan PAIYIB sebagai lokasi KKN kami, serta interaksi yg hangat bersama kawan-kawan tim KKN sangatlah penuh kenangan... ^_^